NHernika

6/recent/ticker-posts

Téh NH Ngeblog

Téh NH Ngeblog (Diajar Nyerat, Nyaliksik Diri, Ngéjah Badan)

SAMEN


SAMEN

Oleh : Nenden Hernika

Samen. Demikian kami menyebutnya sejak lama, untuk acara kenaikan kelas di akhir tahun pelajaran. Sebuah acara yang ditunggu-tunggu oleh setiap siswa, juga oleh orang tua murid karena pada acara ini, selain menerima buku laporan pendidikan (sekarang sudah bukan lagi berupa buku, tapi berupa lembaran kertas laporan kemajuan belajar siswa) anak-anak juga bisa menampilkan beragam kreasi seni yang ia miliki.

Dulu, ketika saya masih SD, acara samen juga rutin digelar setiap akhir tahun pelajaran. Sebelumnya memang ada rapat orang tua, untuk menentukan berapa biaya yang dibutuhkan, lalu disepakati berapa iuran masing-masing anak. Tentu saja biaya tersebut dibebankan kepada orang tua murid, karena memang tidak ada anggaran samen di sekolah.

Mengapa hasil rapat kebanyakan selalu menyetujui diadakan samen? Karena memang kebanyakan orang tua ingin ada acara di sekolah. Jika sekali-kali sekolah tidak menyelenggarakan samen, selalu saja ada orang tua yang menyampaikan bahwa akhir tahun ga seru, ga ada kesan, malah tak jarang pada ujungnya suka muncul kalimat negatif, “sakola euweuh kahayang”.

Masih ingat dalam benak saya, acara yang digelar tiap tahun ketika saya SD selalu berbeda-beda. Sekolah biasanya menggelar acara sesuai keinginan orang tua. Ada acara mengundang grup jaipongan (dulu disebut kliningan), ada acara layar tancap, rebutan (panjat pinang), pentas seni drama anak-anak karang taruna, malah pernah juga acara samenan itu adalah acara sepak bola (Sekolah mengundang klub sepak bola dari kota, untuk bertanding dengan klub desa sendiri). Keren yah? Benar-benar acara hiburan yang memang jarang dinikmati oleh orang kampung, juga secara tidak langsung memberikan kontribusi untuk aktifnya kegiatan pemuda.

Ada kebiasaan hebat yang dilakukan orang tua pada saat samen waktu saya SD dulu (di Compreng Subang) yaitu anak  membawa tumpeng dan bakakak untuk diberikan ke guru di sekolah. Jika tidak punya bakakak, biasanya diganti dengan telur dadar sebesar piring. Telur bebek yang dikocok bersama kelapa, sungguh nikmat tiada tara. Semua anak membawa tumpeng, tanpa kecuali. Itu adalah sebagai wujud rasa syukur dan terimakasih orang tua kepada guru di akhir tahun pelajaran. Tumpeng dan bakakak atau telur dadar tersebut oleh guru dibagi dua. Sebagian untuk guru, sebagian lagi untuk dibawa kembali oleh anak. Biasanya anak makan hasil pembagian tersebut di sekolah bersama-sama dengan orang tua dan teman-teman lainnya. Guru pun bisa berpesta makan bakakak, bersama dengan guru lain juga dengan penilik dan tamu undangan lainnya.

Lalu bagaimana dengan kegiatan anak-anak? Tentu saja tetap digelar. Acara yang disebutkan di atas, biasanya digelar malam hari (kecuali sepak bola biasanya digelar sore hari), sedangkan pagi hingga siang hari adalah acara seremoni kenaikan kelas seperti pembacaan ayat suci al-qur’an, sambutan kepala sekolah, sambutan penilik/pengawas, sambutan kepala desa, serta acara yang sangat dinanti, adalah pengumuman juara kelas. Bagi yang terbiasa juara, saat pengumuan juara ini sangat deg-degan, khawatir tidak dipangggil namanya. Jika dipangggil, girangnya bukan main, karena mendapat hadiah berupa alat tulis. Usai itu, tak jarang juga ada penampilan seni siswa, dan baru kemudian pembagian buku laporan pendidikan. Di sini juga momen yang sangat deg-degan, takut tidak naik kelas, takut ada angka merah. Orang tua juga akan bertanya, “Kumaha, naék teu?” Jika naik kelas, kami akan sangat girang, namun jika tidak naik, tak jarang yang menangis hingga harus dibujuk baik oleh guru maupun oleh orang tua.

Bagaimana dengan sekarang? Di sekolah saya (Bojongmangu) acara samen umumnya masih diharapkan orang tua. Hanya saja, samen sekarang tidak pernah mengundang hiburan dari luar. Sekolah kebanyakan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki, agar bisa menggelar acara. Disela kesibukan memeriksa hasil ulangan dan mengisi lapor, para guru meluangkan waktu untuk melatih anak-anak. Tak jarang anak latihan sendiri di rumah, namun tetap di sekolah “distel” kembali, agar penampilan anak tidak asal jadi.

Banyak hikmah yang didapat dari acara samen, diantaranya adalah terbentuknya sikap berani dan percaya diri. Intinya, samen adalah salah satu kegiatan unjuk bakat dan minat siswa, Insyaallah banyak manfaat yang didapat dan terkenang sepanjang masa. Bagi sebagian anak, biasanya akan terus mengembangkan minat dan bakatnya tersebut dengan mengikuti kursus atau kegiatan ekstrakurikuler sehingga kemampuannya akan semakin terasah.

Apakah samen memberatkan orang tua? Tergantung. Jika acara samen digelar dengan mewah dan harus itu dan ini, mungkin iya memberatkan. Yang jelas, biaya samen sebenarnya bisa ditekan seminim mungkin. Contohnya untuk acara pentas seni. Pakaian yang  dikenakan tak harus bagus, tak harus sewa ke sanggar, tak harus dandan ke salon. Mereka bisa tampil apa adanya. Di sini dibutuhkan kreasi guru maupun orang tua, bagaimana memanfaatkan lingkungan, untuk penampilan yang murah namun luar biasa. Akan lebih bagus lagi jika acara samen ini digelar dengan biaya dari donator, dari alumni yang sudah berhasil misalnya, sehingga acara pentas seni bisa digelar tanpa membebani orang tua. Apakah hal ini bisa? Tentu saja bisa, jika ada kesadaran dari berbagai pihak, karena sejatinya, pendidikan adalah tanggung jawab bersama.

Selamat akhir tahun pelajaran untuk anak-anakku, selamat berlibur, dan bahagia memiliki kenangan indah di akhir tahun. 


Bojongmangu, 24  Juni 2023




Posting Komentar

0 Komentar