NHernika

6/recent/ticker-posts

Téh NH Ngeblog

Téh NH Ngeblog (Diajar Nyerat, Nyaliksik Diri, Ngéjah Badan)

Perempuan dari Balik Bayang-Bayang, Membuat Imaji Melayang

 Perempuan dari Balik Bayang-Bayang, Membuat Imaji Melayang

Sebagai seorang perempuan, saya selalu penasaran dengan apapun yang menyangkut perempuan. Makanya ketika Ang Haji
Tatang Sumarsono
memperlihatkan buku Perempuan dari Balik Bayang-Bayang, saya langsung memesannya, padahal sudah ada beberapa teman yang menceritakan kisahnya.
Kita tahu, jaman dulu kaum perempuan banyak yang teraniaya. Dari mulai tidak boleh sekolah tinggi, sampai harus pasrah dinikahkan pada laki-laki pilihan orang tua. Bahkan jaman jahiliah dulu, anak perempuan wajib dibunuh karena dianggap aib dan pembawa sial. Bukan hal yang tak mungkin sekarang pun meski banyak teriakan kesetaraan gender dan emansipasi, masih banyak perempuan yang teraniaya. Tanpa dorongan ikhlas dan pengorbanan, perempuan sering perang bathin antara perasaan dan kewajiban untuk mengabdi pada suami, antara karir dan keluarga.
Namun, semua juga pasti tahu bahwa di balik kepasrahan dan teraniayanya seorang perempuan, selalu ada hal luar biasa yang dimiliki perempuan. Contohnya Sumirah. Tokoh dalam novel ini adalah perempuan desa yang pasrah pada nasib untuk menjadi selir raja, lalu menjadi perempuan terbuang karena difitnah, ternyata mampu menjadi salah satu bagian dari hancurnya sebuah kekuasaan.
Sumirah juga mampu membakar gudang senjata, gara-gara dendamnya pada seorang opsir VOC yang telah memperlakukan dirinya sebagai perempuan murahan.
Buku Perempuan dari Balik Bayang-bayang, adalah novel bergenre fiksi, namun karena Pak Tatang menyajikannya dalam bingkai sejarah, pembaca pasti terkagum-kagum dan penasaran, seperti apakah Sumirah itu? Toh saya juga masih penasaran kelanjutan kisahnya, apakah Sumirah akan bertemu dengan kekasih hatinya? Pak Tatang memang sangat pandai membawa pembaca melambungkan imajinasi, menerka sendiri apa yang mungkin terjadi. Yang jelas sebagai perempuan, membaca buku edisi lux, Hard Caver, kertas HVSD ukuran A5 dengan jumlah halaman 250 ini saya jadi semakin bangga menjadi perempuan. (Cié ... ehm ah!

Bekasi, 24-06-2020
Nenden Hernika, (Mualaf literasi)
Mungkin gambar teks yang menyatakan 'karya Tatang Suma sono perempuan dari balik payang ng-bayang'





Posting Komentar

0 Komentar