NHernika

6/recent/ticker-posts

Téh NH Ngeblog

Téh NH Ngeblog (Diajar Nyerat, Nyaliksik Diri, Ngéjah Badan)

VAKSIN KEDUA BIKIN LEGA

Sabtu, 17 April 2021, adalah jadwal vaksin kedua saya dan juga teman-teman guru yang lain di Bojongmangu. Jadwal yang awalnya akan dilaksanakan tanggal 3 April itu, diundur karena ada kebijakan baru dari kemenkes bahwa rentang vaksin pertama dengan kedua harus 28 hari. Jujur, ketika ada pemberitahuan bahwa jadwal vaksin kedua diundur, hati langsung terkejut. Mulut reflek protès, "Waduh! Pas lagi puasa dong!" 

Protés yang sama sekali tak ditujuikan pada siapapun itu, sejatinya bukan karena takut puasa jadi batal, karena dari beberapa referensi yang saya baca, vaksin sama sekali tak membatalkan puasa. Yang saya khawatirkan, adalah kondisi tubuh yang ketika puasa bisa saja dalam kondisi lemah, lalu jika divaksin, khawatir akan malah tambah lemah. Namun apalah daya, kami tak bisa protes, semua sudah jadi keputusan dan kami tak bisa menawar. 

Kekhawatiran itu makin memuncak, ketika kemarin, satu hari menjelang vaksin, tubuh saya tiba-tiba merasa seperti melayang saat berjalan. Kepala agak pusing, perut sedikit mual. Faktor psikologiskah? Darah rendah? Atau masuk angin? Bapaknya anak-anak nyaris memanggil tenaga kesehatan melihat saya banyak berbaring dan mengeluh pusing. Tapi saya menolak. Berusaha untuk tetap kuat, bahkan menjelang asar pergi ke kebun yang kebetulan tak jauh dari rumah untuk memetik daun singkong. Di kebun saya nyaris terjatuh karena tubuh kembali limbung. Khawatir jatuh tersungkur tanpa ada yang melihat, usai memetik daun singkong saya langsung pulang. Tiba di rumah, keringat dingin keluar dan saya kembali membaringkan tubuh. 

Melihat saya kembali berbaring, bapaknya anak-anak sudah mencari nomor telepon nakes, saya kembali menolak, langsung bangun dan usai sholat asar, pergi ke dapur untuk masak. Saat buka puasa, sengaja saya banyak makan daun singkong yang hanya direbus dan dibuat lalap sambal. Harapan saya, daun singkong sebagai doping agar tubuh tak lagi lemah. Malam harinya usai terawih saya diurut dan tidur dengan nyenyak hingga bangun menjelang sahur dalam keadaan segar dan tak lagi terasa pusing. 

Pagi harinya, saya dan suami pun pergi ke puskesmas untuk divaksin. Agak deg-degan sih, khawatir kondisi tubuh kemarin kembali terasa. Namun saya berupaya meyakinkan diri, "saya tidak kenapa-napa." Namun demikian, saat ditensi saya ceritakan kondisi tubuh kemarin bahws tubuh terasa lemas, namun ibu nakes mengatakan tensi saya normal-normal saja. Akhirnya ketika tiba giliran, dengan mengucapkan bismillah, menarik nafas dalam, pikiran rilek, saya pun disuntik vaksin. 

Di ruang observasi, kami ngobrol dengan teman-teman, saling bertanya adakah keluhan yang dirasa. Saya sendiri berupaya merasakan bagaimana kondisi tubuh.  Saya juga sempat bertanya pada teman yang sudah divaksin, keluhan apa yang dirasa pada vaksin kedua. Jawabannya pegal di tangan hingga dua hari. Waduh? Bagaimana dengan saya? Apakah akan merasakan hal yang sama?
Alhamdulillah, hingga diperkenankan pulang, kemudian tiba di rumah langsung mengeksekusi ayam hasil belanjaan anak lanang yang belum diapa-apain, tubuh ini biasa-biasa saja. Bahkan hingga malam hari tiba, alhamdulillah tak ada keluhan apapun. 

Terimakasih, Yaa Robb, atas nikmat sehat yang Engkau berikan. Semoga apa yang kami lakukan sebagai ikhtiar agar Covid segera menghilang, agar kami bisa melaksanakan tatap muka dengan anak-anak, agar kami bisa bernafas lega, tetap sehat dan beraktifitas normal tanpa dihantui rasa takut. 

Semoga. Aamiin. 


Bojongmangu, 17-04-2021

#NH







Posting Komentar

0 Komentar