NHernika

6/recent/ticker-posts

Téh NH Ngeblog

Téh NH Ngeblog (Diajar Nyerat, Nyaliksik Diri, Ngéjah Badan)

GUNAKAN MEDSOS DENGAN BIJAK, JANGAN UPLOAD FOTO KORBAN KECELAKAAN, ORANG SAKIT ATAU MENINGGAL!




Oleh: Nenden Hernika


Saat ini, informasi apapun bisa kita dapat dengan cepat. Adanya grup WA atau media sosial lainnya seperti facebook, twitter, instagram, telegram, merupakan sumber informasi dimana banyak teman atau anggota grup yang meskipun bukan tulisan sendiri tapi saling meneruskan informasi baik itu informasi yang berhubungan dengan anggota grup maupun informasi lainnya. Sayangnya masih kita temukan informasi yang salah kaprah bahkan tak sedikit hoak berseliweran hingga kadang memecah belah persatuan. 


Salah satu informasi yang sangat cepat kita dapat adalah kabar sakit atau meninggalnya teman. Jika ada salah seorang anggota grup menginformasikan kabar teman yang sakit atau bahkan meninggal, pasti banyak balasan ucapan bela sungkawa dan saling mendoakan. Demikian juga informasi kecelakaan, reaksi yang keluar pasti sangat banyak dan beragam seperti kata-kata kasihan, ngeri, semoga lebih hati-hati dan sebagainya akan muncul sebagai jawaban dari berita. Tak sedikit pada akhirnya perbincangan jadi panjang membicarakan sebab, kapan kejadian, dan sebagainya.


Sungguh sama sekali tak ada salah jika kita menyampaikan berita ada keluarga, teman atau siapapun yang sakit terkena musibah. Sungguh sangat mulia kita saling mendoakan kesembuhan dan saling menguatkan atau ungkapan keprihatinan. Yang disayangkan dari berita duka adalah kiriman gambar atau foto yang memperlihatkan bagaimana kondisi teman atau keluarga saat sakit, saat kecelakaan, atau bahkan foto saat meninggal. Tak jarang ada di antaranya yang mengirim kondisi korban kecelakaan yang begitu mengerikan. Kepala yang pecah, kaki dan tangan putus, badan remuk atau keadaan orang yang sedang koma di ICU/ICCU. Mungkin maksud pengirim berita baik, yaitu untuk menginformasikan kondisi teman atau keluarga terkini dan minta didoakan. Padahal informasi seperti itu sebenarnya sangat melanggar aturan baik secara medis maupun kemanusiaan. Coba bayangkan oleh kita, betapa pedih dan sedihnya kita jika dalam kondisi tubuh tak berdaya, banyak selang dan jarum yang masuk di tubuh dan hidung, dalam keadaan tidak sadar kita dipotret lalu potretnya disebar ke mana-mana tanpa ijin. Pun demikian korban kecelakaan di lalu lintas, foto jasad yang dalam kondisi mengerikan, berseliweran dengan cepat di medsos, bagaimana perasaan keluarga, anak, istri, suami jika melihat itu semua? Pasti akan sangat sedih dan menyakitkan. Sudah sedih karena musibah, akan tambah duka yang mendalam melihat foto terakhir dari ayah/suami/anak/orang tua/saudara, berseliweran dalam kondisi yang mengerikan. 


So, tanpa bermaksud menggurui siapapun, mulai sekarang mari kita sama-sama bijak menyampaikan berita di medos. Cukup kita beri informasi keadaan terakhir teman atau keluarga kita dengan tulisan, tanpa memperlihatkan foto kondisi terakhir ketika di rumah sakit apalagi jika kondisinya mengerikan. Insya Allah teman atau sahabat yang membaca tulisan kita akan mengirim balasan berupa doa yang tulus untuk kesembuhan jika sakit, doa yang tulus agar khusnul khotimah jika meninggal. Bukankah menutupi aib teman itu sama saja dengan menutupi aib diri kita sendiri? 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim)


Bojongmangu, 21-08-2020

Posting Komentar

0 Komentar