NHernika

6/recent/ticker-posts

Téh NH Ngeblog

Téh NH Ngeblog (Diajar Nyerat, Nyaliksik Diri, Ngéjah Badan)

SERUNYA TOT SISTEM PERLINDUNGAN ANAK DI HARI KEDUA

 



Hari kedua, Selasa, 9 Maret 2021, acara dimulai tepat pukul 09.00, diawali dengan game, dimana peserta diminta untuk membuat lingkaran, fasilitartor membunyikan music, panitia memberikan sebuah balon, dan balon berpindah tangan. Kemudian disaat music berhenti, maka yang terakhir memegang balon wajib memberikan reviu tentang materi hari pertama. Dan ternyata, dari beberapa peserta yang memberikan reviu, mereka umumnya memberikan tanggapan positif pada kegiatan TOT ini, diantaranya adalah peserta jadi lebih tahu tentang hak-hak anak, tahu perbedaan anak dan orang dewasa, golden age anak, termasuk kewajiban negara dalam menjamin hak-hak anak.  

Usai pemberian reviu, peserta diingatkan tentang tata tertib mengikuti pelatihan, yaitu peserta agar mohon ijin ketika keluar ruangan, mengangkat tangan dan menyebutkan nama saat bertanya, mengheningkan handphone, dan tidak lagi ada yang terlambat ketika selesai istirahat.

Selanjutnya, pasilitator memberikan materi tentang Sistem Perlindungan Anak. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisifasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Kembali ibu pasilitator memberikan ruang tanya jawab, dan antusias peserta sangat luar biasa, terbukti dengan banyaknya pertanyaan termasuk menyampaikan curah pendapat. Salah satu pertanyaan adalah dari Pak Arman Sukarna, S.Pd, beliau adalah ketua PGRI Bojongmangu, yang menanyakan apakah transgender termasuk kekerasan? Karena ada diantara wali murid yang menyembunyikan jenis kelamin anaknya, yang aslinya laki-laki namun diakui sebagai perempuan. Jawaban ibu fasilitator adalah hal tersebut termasuk kekerasan, karena memaksakan kehendak. Bagaimanapun anak memiliki hak untuk

Pertanyaan Pak Juhanda, S.Pd, beliau pernah mendengar istilah anak angkat dan anak asuh, apa perbedaannya? Anak angkat adalah anak adopsi, harus ada surat-surat resmi, disetujui oleh dinas social, tanpa mengubah identitas, karena tidak boleh memutus hubungan biologis orangtua asli, sedangkan anak asuh adalah anak yang dibiayai sekolahnya, tanpa ada ikatan hukum apapun, tanpa harus ada surat-surat resmi.

Pak Amin, S.Pd menanyakan keterkaitan dengan kasus hukum yang menimpa anak, karena banyak masyarakat yang menganggap bahwa anak adalah hak dia, mau diapakan juga adalah hak orang tua, apa yang harus kita lakukan? Jawabannya adalah tugas-tugas peserta diharapkan jadi penyebar virus pelindung anak, beri pengertian pada semua pihak, jika terjadi kekerasan di rumah tangga, maka semua pihak wajib melindungi.

Sebelum waktu istirahat, panitia membagi balon dan tusuk gigi, lalu ada perintah supaya peserta melindungi balon dari predator, mengingat di sekeliling kita ada banyak predator. Selanjutnya, terjadilah saling memecahkan balon. Dalam waktu sekian menit, banyak peserta yang balonnya pecah, ada juga yang tidak pecah. Ibu fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta yang balonnya pecah, kenapa balonnya pecah dan bagaimana menjaga balon agar tidak pecah kepada peserta yang mampu menjaga balon hingga tidak pecah. Ada yang menyembunyikan di kolong meja, ada yang focus menjaga dengan baik, ada yang menyembunyikan ke dalam baju (Ko bisa yaa, balon masuk baju? Hihi… mantap!)

Usai istirahat, kegiatan kembali dimulai dengan acara menarik. Ibu fasilitator mengajak peserta untuk berdiskusi tentang bentuk kekerasan dari segi fisik, eksploitasi ekonomi, kekerasan fsikis, penelantaran anak dan eksploitasi seksual. Dari kelima bentuk kekerasan tersebut, peserta diminta mengidentifikasi ciri-ciri, siapa pelaku, tempat kejadian dan bagaimana pencegahannya. Peserta berdiskusi di kelompoknya masing-masing, memberi kesempatan pada kelompok lain untuk menambahkan, lalu mempresentasikannya.

Materi selanjutnya adalah Sitem Perlindungan Anak, bagaimana perkembangaan pendekatan dalam pembangunan perlindungan anak. Ada pendekatan berbasis isu, yaitu penanganan perlindungan anak yang didasarkan pada isu-isu yang muncul seperti pekerja anak, anak yang diperdagangkan, anak jalanan, anak yang dilacurkan, anak terlantar. Sementara itu, komponen utama dari system perlindungan anak termasuk hokum dan kebijakan, sumber daya manusia, keuangan, tata kelola dan sarana pengumpulan data.

Materi Sistem Peradilan Pidana Anak, dimana ibu fasilitator kembali mengajak berdiskusi tentang beberapa kasus kekerasan yang menimpa anak, dan bagaimana prosedur pengadilannya, dilanjut dengan materi tentang layanan rujukan, dimana hendaknya di setiap kecamatan ada UPTD PPPA, sebagai penyedia layanan penanganankorban kekerasan perempuan dan anak sesuai amanat Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, ada unit PPA, pusat pembelajaran keluarga (PUSPAGA), dan PATBM ( Perlindungan Anak terpadu Berbasis Masyarakat)

Ketika semua materi tersampaikan dengan cara yang memukau dan menyenangkan, tak terasa waktu hampir menunjukkan pukul 17.00. Acara pun selesai, namun ternyata ada kejutan yang disampaikan oleh panitia, yaitu pemberian bingkisan kepada kelompok terbaik dan peserta terbaik. Kelompok terbaik pertama diraih oleh kelompok 3 yang menamakan dirinya kelompok ABAH (Anak Bojongmangu Anak Hebat), terbaik kedua kelompok 1, dan terbaik ketiga diraih oleh kelompok 2. Untuk peserta terbaik diraih oleh Bapak Amin, Bapak Juhanda, Bapak Acim, Bapak Iwan dan Pak Endas. Tak lupa, panitia juga memberikan penghargaan kepada peserta termuda, yaitu Neng Yuli dari forum anak.

Terakhir, panitia memberikan kesempatan kepada perwakilan peserta untuk memberikan kesan dan pesan yang disampaikan oleh Pak Saim Setiabudi dan Ibu Siti Aisyah Ratna Furi, dimana dalam kesempatan tersebut mengucapkan banyak terimakasih kepada GNI, atas pelatihan yang sangat berharga, memberi kesadaran pada semua orang tua bagaimana memperlakukan anak, semoga tak hanya guru yang disalahkan, tapi semua pihak juga harus ikut menjaga anak-anak dengan sebaik mungkin. Sungguh, sebuah pelatihan yang luar biasa dan penuh makna.   






#NH










Posting Komentar

0 Komentar